Notification

×

Dari Cinta dan Kepedulian, Lahir Rumah Belajar untuk Anak-anak Pesisir Bitung

31 Oktober 2025 | Oktober 31, 2025 WIB Last Updated 2025-10-30T19:53:02Z

 

Anak-anak pesisir Candi, Kota Bitung, antusias mengikuti kegiatan belajar membaca dan menulis di Rumah Anak Pesisir (RASI) binaan Pertamina Patra Niaga IT Bitung (Foto indinews/Subhan)

MANADO, indinews.id - Sejumlah anak terlihat antusias mengikuti pelajaran membaca, menulis, dan berhitung, di Rumah Anak Pesisir (RASI) Candi, Kelurahan Bitung Barat Satu, Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara.


Anak-anak yang rata-rata berusia 5 tahun itu mengikuti pendidikan nonformal di RASI yang diinisiasi oleh PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi melalui Integrated Terminal (IT) Bitung.


Setiap Sabtu pagi, sekira 30 anak rutin mengikuti sesi pembelajaran yang difasilitasi oleh 16 relawan pengajar dari berbagai latar belakang. 


Materi yang diajarkan mencakup pelajaran dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung, serta pembentukan karakter, pengembangan kreativitas, dan edukasi lingkungan.


Rumah Anak Pesisir di Candi, Kelurahan Bitung Barat Satu, Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara (Foto indinews/Subhan)


Sekolah anak pesisir lahir dari keprihatinan seorang Jesiska Christi Sarempa, co-founder Komunitas Rumah Cinta Kasih terhadap anak-anak usia sekolah yang tidak mengenyam pendidikan yang layak.


"Awalnya, suami saya yang bekerja di galangan kapal, mendapati ada beberapa anak di pagi hari meminta uang untuk membeli makanan," kata Cika sapaan akrabnya, Sabtu (25/10/2025).


Suaminya kemudian penasaran dan bertanya kepada anak-anak tersebut yang harusnya bersekolah disaat jam-jam sekolah malah minta-minta uang untuk membeli makanan.


Anak-anak itu kemudian bercerita kenapa mereka tidak sekolah dan hanya meminta-minta makanan di pagi hari.


"Dari situ suami saya melihat kondisi anak-anak yang ada di Candi ini ternyata mereka memang butuh yang namanya pendidikan yang lebih, karena kalau melihat ada beberapa orangtua yang tidak mempedulikan tentang pendidikan," tuturnya.


Anak-anak pesisir Candi sedang mandi di laut (Foto indinews/Subhan)


Keduanya kemudian tergerak dan berinisiatif membentuk Komunitas Rumah Cinta Kasih pada 22 April 2022 dan mulai mengajar anak-anak pesisir di Candi, memberikan pembelajaran tambahan bagi mereka.


"Kami berdua mulai mengajar anak-anak di Candi ini setiap minggu memberikan pelajaran supaya mereka sadar pendidikan itu penting," tambahnya.


Awal mula memberikan pelajaran, mereka menghadapi tantangan berupa minat anak-anak yang semakin berkurang, dari muridnya yang awalnya banyak lama-lama makin berkurang. Tapi hal itu tidak membuat mereka menyerah.


Metode pembelajaranpun mereka ubah agar minat anak-anak makin bertambah, bukan hanya baca tulis saja, pembelajaran metode gamifikasipun mulai diterapkan untuk meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan pengalaman belajar peserta didik.


"Kami juga bersyukur ada dari pihak Pertamina yang memberikan support, memberikan bantuan," ucapnya.

 

Icha dan Virgin saat mendapatkan bimbingan belajar di Rumah Anak Pesisir (Foto indinews/Subhan)

Antusiasme anak-anakpun terlihat semakin meningkat dari minggu ke minggu. Banyak dari mereka yang kini lebih percaya diri dan menunjukkan semangat belajar yang lebih tinggi sejak mengikuti kegiatan tersebut.


Inisiatif sederhana itu kemudian menarik perhatian Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi IT Bitung. Melalui program CSR dan HSSE, mereka membantu membangun fasilitas belajar yang lebih layak dan menamainya Rumah Anak Pesisir (RASI).


Nindya Duta Sari, selaku Junior SPV HSSE IT Bitung menambahkan tercetusnya RASI sejak 2024 berdasarkan keprihatinan terhadap banyaknya anak-anak di Candi yang putus sekolah dan pendidikan formal yang kurang maksimal.


"Karena di area Candi ini belum ada fasilitas tempat anak-anak ini bisa belajar, jadi dari CSR dan HSSE IT Bitung itu membuatkan rumah atau tempat fasilitas agar anak-anak bisa belajar," ujar Nindya.


RASI tidak hanya menampung anak-anak yang usianya di bawah lima tahun, tapi juga ada anak-anak yang dari pendidikan formalnya kurang maksimal dan anak-anak yang putus sekolah juga. 


Nindya Duta Sari, Junior SPV HSSE IT Bitung, saat memberikan pelajaran menulis ke salah satu murid di Rumah Anak Pesisir (Foto indinews/Subhan)


"Jadi dari pada mereka tidak ada pendidikan tambahan, kita arahkan untuk ke rumah anak pesisir untuk tetap belajar, artinya pendidikannya tidak terputus walau sekolahnya sudah terputus," tutur Nindya.


Selain dari Pertamina, ada sekira 16 relawan pengajar dari Komunitas Rumah Cinta Kasih serta relawan lainnya dari berbagai latar belakang yang ikut mengajar di Rasi.


Bukan hanya anak-anak usia di bawah lima tahun saja yang mengikuti pendidikan non formal di RASI, ada juga yang sudah duduk di kelas 6 SD dan kelas 1 SMP.


Icha, salah seorang murid yang sudah duduk di bangku kelas 6 SD dan telah 3 tahun mengikuti pendidikan nonformal itu mengaku sangat senang bisa belajar di RASI.


"Sangat senang, pengajarnya baik-baik, pelajarannya bagus, bisa dimengerti, ada juga kemarin jalan-jalan ke pusat penyelamatan satwa liar di tasikoki, lihat buaya, lihat monyet, lihat elang," ujar Icha.


Jesiska Christi Sarempa, co-founder Komunitas Rumah Cinta Kasih saat mendampingi anak-anak belajar menulis (Foto indinews/Subhan)


Sementara Virgin, murid kelas 1 SMP mengaku tidak malu meski harus belajar bersama-sama dengan anak-anak lainnya yang masih kecil-kecil.


"Karena saya ingin pintar," ujarnya singkat.


Mey Sahabat, ibu dari tiga orang anak yang juga ikut bersekolah di RASI mengaku merasa terbantu dengan adanya Sekolah Pesisir di Candi


"Anak saya tiga orang dari umur delapan sampai 12 tahun semuanya masih belajar di Sekolah pesisir," kata Mey.


Dia berharap RASI akan terus ada di Candi, karena anak-anak masih sangat membutuhkan adanya RASI.


"Terima kasih juga kepada Pertamina Patra Niaga yang telah mendukung kami di sini dan selalu siap mendampingi anak-anak pinggir pantai," pungkasnya.


Murid-murid di Rumah Anak Pesisir saat belajar membaca dan menulis (Foto indinews/Subhan



Kini, setiap Sabtu pagi, rumah kecil di tepi laut Candi itu tak pernah sepi. Dari balik dindingnya, terdengar suara anak-anak mengeja huruf, bernyanyi, dan tertawa lepas.


Bagi mereka, RASI bukan sekadar tempat belajar, melainkan ruang untuk bermimpi dan membuktikan bahwa pendidikan bisa tumbuh di mana saja, bahkan di tepi laut sekalipun.


Dengan dukungan Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, program ini diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan. Upaya ini menjadi bukti nyata bahwa semangat belajar anak-anak pesisir tak akan pernah padam selama ada yang mau peduli.



(sab)
CLOSE ADS
CLOSE ADS
close