![]() |
Kepala KPw BI Sulut Andry Prasmuko memetik cabai bersama Ketua Poktan Rajawali saat panen raya di Desa Essang Selatan, Talaud. (Foto: Istimewa) |
TALAUD, indinews.id - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga ketahanan pangan di wilayah perbatasan.
Bertempat di Dusun I, Desa Essang Selatan, Kecamatan Essang, Kabupaten Kepulauan Talaud, BI Sulut menyerahkan bantuan smart green house dan sumur bor kepada Kelompok Tani (Poktan) Rajawali serta melaksanakan panen cabai rawit sebagai bentuk tindak lanjut program penguatan ketahanan pangan strategis, Sabtu (3/5/2025).
Acara ini dihadiri langsung oleh Kepala Perwakilan BI Sulut, Andry Prasmuko, didampingi Kepala BP2RD Talaud Jakson Parapaga, perwakilan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, camat, aparat desa, TNI-Polri, serta anggota Poktan Rajawali dan kelompok tani lain yang tergabung dalam Petani Unggulan Sulawesi Utara (PATUA) binaan BI sejak 2020.
Menurut Andry Prasmuko, Poktan Rajawali merupakan satu-satunya penyedia bibit cabai rawit lokal di Talaud yang telah menjadi mitra pemerintah daerah.
“Smart green house dan sumur bor kami serahkan sebagai solusi penguatan produksi pertanian di daerah dengan keterbatasan akses air seperti Talaud. Dengan sistem pertanian digital ini, kami ingin memastikan proses pembibitan berjalan optimal dan hasil pertanian berkualitas,” ujar Andry.
Smart green house berbasis teknologi Internet of Things (IoT) ini dirancang untuk mengotomatisasi penyiraman, pemantauan suhu, dan kelembaban melalui smartphone, sehingga meningkatkan efisiensi dan hasil produksi. Proses pembangunannya direncanakan rampung pada akhir semester I tahun ini.
Kepala BP2RD Talaud, yang hadir mewakili Penjabat Bupati Talaud Fransiscus Manumpil, menyampaikan apresiasi atas dukungan berkelanjutan dari BI Sulut sejak 2020.
“Dengan potensi yang dimiliki, Essang bisa menjadi lumbung rica (cabai) Talaud. Ini perlu didukung dengan perubahan pola pikir petani agar tidak hanya fokus pada tanaman tahunan seperti cengkeh atau kopra, tetapi juga hortikultura yang berdampak langsung terhadap ekonomi,” ungkapnya.
Ketua Poktan Rajawali turut menyampaikan rasa terima kasih kepada BI. Ia menyebutkan sejak mengikuti pelatihan BI tahun 2020, kelompoknya mengalami peningkatan signifikan, baik dari segi teknik tanam, hasil panen, hingga manajemen pertanian.
“Dulu hasil panen kami belasan kilo, sekarang bisa ratusan kilo per minggu. Kami bahkan bisa panen hingga satu tahun penuh,” ujarnya.
Saat ini, Poktan Rajawali mengelola 5,5 hektare lahan, dengan 1 hektare telah ditanami sekitar 12.000 pohon cabai rawit, menghasilkan panen 140–160 kg per minggu. Poktan ini kini juga membina kelompok tani lain di wilayah Talaud agar turut mengembangkan cabai sebagai komoditas unggulan.
Penyerahan bantuan ini merupakan tindak lanjut dari High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Talaud pada Jumat (2/5), yang membahas upaya konkret menekan inflasi di daerah perbatasan, khususnya melalui peningkatan produksi komoditas hortikultura.
Andry berharap model pertanian yang dijalankan Poktan Rajawali dapat direplikasi di wilayah lain di Talaud.
“Cabai adalah salah satu penyumbang inflasi terbesar. Maka, meningkatkan produksinya bukan hanya soal ketahanan pangan, tetapi juga kontribusi langsung pada stabilitas harga,” pungkasnya.
Acara diakhiri dengan peninjauan lahan, diskusi bersama petani, dan pemetikan cabai secara simbolis oleh Kepala BI Sulut bersama jajaran tamu undangan.
(sab)