Manado, indinews.id – Minggu siang yang seharusnya menjadi perjalanan pulang penuh harapan bagi ratusan penumpang KM Barcelona VA, berubah menjadi mimpi buruk. Kapal yang berlayar dari Kabupaten Kepulauan Talaud menuju Pelabuhan Manado terbakar hebat di perairan Pulau Talise, Sulawesi Utara (21/7/2025).
Tangis, teriakan, dan doa menyatu dengan gelombang laut saat lebih dari 500 jiwa berjuang menyelamatkan diri—melompat dari kapal, berenang dalam panik, sebagian merangkul anak-anak mereka yang menangis ketakutan.
Namun, dari balik tragedi ini, muncul fakta yang tak kalah mengejutkan: manifest penumpang hanya mencatat 280 nama, padahal jumlah korban yang dievakuasi mencapai 571 orang.
Ridwan Fallugah, Humas KM Barcelona VA, tak menampik adanya penumpang yang naik tanpa tiket. “Mereka kadang bilang tidak punya uang. Kita tagih di atas kapal,” ujarnya lirih, Senin (21/7/2025).
Ada yang naik karena mendesak ingin pulang, ada pula yang hanya ingin bertemu keluarganya di Manado. Mereka mungkin tak terdaftar di sistem, tapi mereka tetap manusia—dengan harapan, dengan nyawa yang sama berharganya.
Sayangnya, alasan apa pun tak bisa membenarkan kelalaian. Kapasitas kapal hanya 450 orang, namun faktanya melebihi batas itu. Dan ketika ditanya soal kelebihan muatan, pihak kapal memilih diam tak pasti.
Dari 571 penumpang, 3 orang ditemukan meninggal dunia, 2 lainnya masih dalam pencarian, sementara sisanya selamat—berkat bantuan nelayan, Basarnas, dan warga sekitar yang tak berpikir dua kali untuk menolong.
Beberapa menyebut, api diduga berasal dari kamar penumpang. Tak ada waktu berpikir, tak ada alarm, hanya kepanikan. Orangtua memeluk anak-anak mereka, beberapa relawan bahkan menyelamatkan balita yang terapung sendirian.(***)