TAHUNA, indinews.id - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe terus memperkuat langkah strategis dalam mengendalikan inflasi dan mempercepat digitalisasi daerah.
Upaya ini diwujudkan melalui sinergi antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), yang disampaikan dalam High Level Meeting (HLM) yang digelar di Ballroom Tahuna Swalayan, Selasa (15/7/2025).
Bupati Kepulauan Sangihe, Michael Thungari, dalam sambutannya menekankan pentingnya pengelolaan data yang komprehensif untuk mendukung distribusi hasil laut, menekan inflasi pangan, dan membangun ekosistem digital yang inklusif.
“Data yang akurat, seperti kepemilikan perahu, armada aktif, hingga potensi wilayah, menjadi fondasi dalam merancang kebijakan yang efektif. Tujuannya untuk menyejahterakan nelayan dan masyarakat luas,” ujar Thungari.
Ia juga mengungkapkan bahwa Sangihe saat ini masuk dalam lima besar nominasi lomba investasi tingkat Provinsi Sulawesi Utara.
Salah satu program unggulan yang diusulkan adalah pemanfaatan potensi perikanan di kawasan sentra perikanan terpadu milik Dinas PUPR di wilayah Santiago.
Lebih lanjut, Thungari menegaskan bahwa digitalisasi bukan semata-mata soal teknologi, tetapi menyangkut perubahan pola pikir.
“Digitalisasi adalah budaya baru. Jika didukung semangat gotong royong dan visi bersama, Sangihe akan tumbuh menjadi daerah yang tangguh,” tegasnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, Joko Supratikto, yang turut hadir, menyampaikan pentingnya pengembangan pariwisata dan stabilitas harga sebagai instrumen peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Ia menyoroti potensi wisata Sangihe yang besar namun belum tergarap optimal, serta pentingnya digitalisasi untuk mendukung penerimaan daerah.
“Fisikalisasi lewat digitalisasi transaksi bisa meningkatkan PAD. Kami mendukung langkah-langkah ini melalui penguatan program TP2DD,” katanya.
Joko juga mengingatkan tentang tantangan inflasi menjelang hari besar seperti Natal, Idulfitri, dan pengucapan syukur. Menurutnya, kerja sama antardaerah menjadi solusi penting, terutama untuk mendistribusikan komoditas dari wilayah surplus ke wilayah defisit guna menekan lonjakan harga.
Dalam pertemuan tersebut, Bank Indonesia juga memaparkan capaian dan tantangan digitalisasi daerah, termasuk penerapan sistem pembayaran non-tunai di sektor publik. Efektivitas pelaksanaan program TP2DD menjadi salah satu indikator keberhasilan transformasi ekonomi digital di Kepulauan Sangihe.
(sab)