Notification

×

Perbankan Sulut Catat Kinerja Positif, Tantangan Ada di LDR dan NPL

17 September 2025 | September 17, 2025 WIB Last Updated 2025-09-17T07:16:24Z

 

Kepala OJK Sulutgomalut, Robert Sianipar (tengah), saat memberikan paparan mengenai kinerja industri jasa keuangan regional dalam acara media update di Manado (Foto indinews/Subhan)

MANADO, indinews.id - Sektor perbankan di Sulawesi Utara (Sulut) menunjukkan kinerja positif hingga pertengahan tahun 2025. Meskipun aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan penyaluran kredit mengalami pertumbuhan, angkanya masih berada di bawah rata-rata nasional. 


Di sisi lain, rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) dan rasio pinjaman terhadap simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) yang melampaui batas nasional menjadi tantangan utama yang perlu diwaspadai.


Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara (Sulutgomalut), Robert Sianipar, memaparkan data tersebut dalam sesi media update yang diselenggarakan pada Selasa (16/9/2025).


"Secara umum, kinerja perbankan di Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara mencatatkan pertumbuhan positif pada Juni 2025,” ujar Robert.


Berdasarkan data yang dirilis OJK, total aset perbankan di Sulut per Juni 2025 berhasil menembus angka Rp102,93 triliun. Angka ini didukung oleh perolehan DPK sebesar Rp34,30 triliun dan penyaluran kredit yang mencapai Rp54,18 triliun.


Secara tahunan (year-on-year), aset tumbuh sebesar 4,93 persen, DPK meningkat 4,92 persen, dan kredit naik 4,64 persen. Akan tetapi, laju pertumbuhan ini belum mampu menyamai capaian industri perbankan nasional yang masing-masing tumbuh sebesar 6,54 persen untuk aset, 6,92 persen untuk DPK, dan 7,73 persen untuk kredit.


Dari aspek permodalan, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan Sulut tercatat sebesar 18,96 persen, lebih rendah dari angka nasional yang berada di level 25,85 persen. Uniknya, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di daerah ini justru menunjukkan permodalan yang lebih kuat dengan CAR 23,34 persen, melampaui bank umum.


Tantangan terbesar bagi industri perbankan Sulut terletak pada dua indikator risiko utama. Angka NPL tercatat sebesar 2,55 persen, sedikit lebih tinggi dari rata-rata nasional yang berada di angka 2,44 persen.


Selain itu, rasio LDR menjadi sorotan utama karena mencapai 157,96 persen, jauh melampaui angka nasional yang hanya 86,75 persen. Tingginya LDR mengindikasikan bahwa sebagian besar dana yang disalurkan sebagai kredit berasal dari luar daerah.


"LDR perbankan Sulut yang tinggi menunjukkan sekitar 57,96 persen kredit yang disalurkan bersumber dari dana luar daerah. Hal ini terlihat dari DPK yang hanya Rp34,30 triliun, sementara kredit yang disalurkan mencapai Rp54,18 triliun," jelas Robert.


(sab)

CLOSE ADS
CLOSE ADS
close