![]() |
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (tengah) meninjau langsung kondisi banjir di Kelurahan Ro’ong, Tondano Barat, Kamis (12/6), sekaligus memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak (Foto: Istimewa) |
MINAHASA, indinews.id - Pemerintah pusat dan daerah tengah menyiapkan langkah matang demi menangani banjir yang melanda Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Langkah yang disiapkan meliputi relokasi, renovasi rumah, hingga revitalisasi Danau Tondano demi mencegah bencana serupa terjadi di masa mendatang.
Rencana tersebut terungkap pada Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Minahasa, Kamis (12/6/2025), yang dipimpin langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M.
Suharyanto mengapresiasi upaya pemerintah daerah, TNI, dan Polri yang terus memberikan pelayanan kepada masyarakat terdampak.
“Sejauh ini TNI-Polri juga menggelar dapur umum, sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Alhamdulillah, walaupun banjir terjadi hampir dua bulan, tidak ada korban jiwa. Tapi kebutuhan dasar masyarakat harus terus dipastikan tersedia, seperti makanan, air bersih, dan tempat mandi-cuci-kakus (MCK),” katanya.
Selain penanganan jangka pendek, pemerintah juga tengah menyusun rencana jangka menengah dan jangka panjang. Dalam jangka menengah, BNPB menawarkan tiga opsi: relokasi terpusat, relokasi mandiri, dan renovasi rumah dari tapak menjadi rumah panggung demi mencegah banjir terulang.
Suharyanto menekankan, keputusan nantinya bergantung pada kesepakatan masyarakat.
“Ini yang nantinya didiskusikan pemerintah daerah bersama masyarakat demi mencari solusi paling sesuai dan diterima. Dengan demikian, apabila terjadi banjir lagi pada 2026, masyarakat lebih siap dan terlindungi," tuturnya.
Sementara untuk jangka panjang, Suharyanto menyebut Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I dan PLN tengah menyusun rencana revitalisasi Danau Tondano. Pemerintah Kabupaten juga tengah merancang pengelolaan sampah yang matang demi mencegah pendangkalan dan meluapnya danau.
Selain menyampaikan rencana, pada kesempatan tersebut BNPB juga memberikan bantuan berupa perahu karet, selimut, matras, paket sembako, susu bayi, perahu katamaran, dan truk serbaguna. Dalam tanggap darurat, BNPB juga sebelumnya menyalurkan tenda keluarga, tenda pengungsi, dan toilet portabel.
“Sekarang yang penting kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dahulu. Setelah itu, jangka menengah dan jangka panjangnya harus matang demi mencegah masalah yang sama terjadi di kemudian hari.” ujar Suharyanto.
Rapat koordinasi turut dihadiri Bupati Minahasa, Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Utara, dan Forkopimda Kabupaten Minahasa. Setelah rapat, Suharyanto turun langsung meninjau rumah-rumah yang terdampak banjir di Kelurahan Ro’ong, Kecamatan Tondano Barat, sekaligus berdialog dengan masyarakat.
Banjir Terparah Dalam 5 Tahun
Banjir terjadi akibat meluapnya Danau Tondano, menyusul hujan deras pada 21 April–1 Mei 2025. Sedikitnya 5 kecamatan terdampak, yaitu Kakas, Tondano Barat, Tondano Timur, Eris, dan Remboken. Berdasarkan data BNPB, 2.757 kepala keluarga (7.330 jiwa) terdampak, 1.313 di antaranya mengungsi, 1.889 rumah terendam, dan 4 unit sekolah turut terdampak.
Banjir kali ini merupakan yang terparah terjadi di Minahasa dalam 5 tahun terakhir. Suharyanto menyebut beberapa penyebab, seperti pendangkalan Daerah Aliran Sungai (DAS), penumpukan sampah, dan masalah pintu air.
Dalam 5 tahun terakhir, bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor, dan gelombang pasang, memang paling sering terjadi di Sulawesi Utara, mencapai 149 kejadian.
Danau Tondano, danau terluas di Sulawesi Utara seluas sekitar 4.000 hektare, dikelilingi tiga gunung dan sebuah bukit, yaitu Gunung Lembean, Kaweng, Masarang, dan Bukit Tampusu.
(sab)