![]() |
Pada pelaksanaan elevAIte Hackathon di elevAIte Hub BINUS University, terdapat 341 tim yang mendaftar dengan total 627 peserta dari berbagai latar belakang dan profesi (Foto: Istimewa) |
JAKARTA, indinews.id - Mahasiswa BINUS University kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan menciptakan beragam solusi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk menjawab berbagai isu sosial melalui ajang elevAIte Hackathon.
Sejumlah tim terbaik dari kampus ini berhasil lolos ke tahap inkubasi dan siap melaju ke hackathon tingkat nasional.
Program elevAIte Indonesia merupakan inisiatif kolaboratif dari Microsoft dan Biji-biji Initiative, dengan dukungan School of Computer Science BINUS University dan GreatNusa by Bina Nusantara.
Program ini sejalan dengan misi ASEAN Digital Masterplan 2025 serta bertujuan meningkatkan literasi dan keterampilan AI di kalangan generasi muda.
“Sebagai institusi pendidikan, kami percaya bahwa literasi teknologi, khususnya AI, adalah kompetensi dasar yang harus dimiliki generasi muda. Kami bangga melihat mahasiswa mampu menciptakan solusi nyata untuk masyarakat,” ujar Prof. Dr. Ir. Derwin Suhartono, S.Kom., Dean of the School of Computer Science BINUS University.
Tercatat, sebanyak 341 tim dengan 627 peserta dari beragam latar belakang mengikuti seleksi di elevAIte Hub BINUS University. Setelah melalui proses kurasi, terpilih 19 tim dan 1 individu ke babak semifinal, dan lima tim melaju ke final.
Dari final tersebut, tiga tim terbaik ditetapkan sebagai pemenang, yaitu:
• Juara 1: Tim CornAI (BINUS @Kemanggisan Jakarta, BINUS @Bandung, BINUS @Malang)
• Juara 2: Tim Cumulus (BINUS @Kemanggisan Jakarta)
• Juara 3: Tim UINNOVATORS (Universitas Indonesia)
Ketiga tim memperoleh hadiah total senilai USD2.000, kesempatan inkubasi di kampus, serta tiket ke elevAIte National Hackathon yang berkolaborasi dengan Microsoft, Binar Academy, dan Yayasan BUMN dalam program “Pikiran Terbaik Negeri”.
Salah satu inovasi menarik datang dari Tim CornAI, yang mengembangkan solusi AI untuk membantu petani jagung milenial di Malang dalam mendeteksi hama dan merencanakan rotasi tanam. Proyek ini terinspirasi dari pengalaman pribadi keluarga anggota tim yang berkecimpung di bidang pertanian.
Kisah inspiratif lainnya datang dari semifinalis Muhammad Yoga Prabowo, seorang aparatur sipil negara sekaligus pengajar bahasa Inggris di Politeknik Keuangan Negara STAN.
Meskipun berasal dari latar belakang non-teknologi, Yoga berhasil memahami dasar AI melalui pelatihan mandiri di Mereka Academy hingga lulus sertifikasi AI-900 yang difasilitasi Biji-biji Initiative.
Arief Suseno, AI National Skills Director Microsoft Indonesia, menegaskan bahwa hackathon ini menjadi bukti kemampuan generasi muda dalam memanfaatkan AI untuk menciptakan solusi berdampak.
“AI bukan sekadar keterampilan teknis, tetapi fondasi inovasi yang berkelanjutan,” ujarnya.
CEO Biji-biji Initiative dan Mereka, Rashvin Pal Singh, turut mengapresiasi peran pemuda dalam menciptakan perubahan.
“Penting membangun ekosistem belajar yang tak hanya fokus pada keahlian teknis, tetapi juga empati dan kepemimpinan sosial. Kami yakin elevAIte Hackathon menjadi fondasi masa depan teknologi yang inklusif dan berpihak pada masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Chief Operating Officer GreatNusa, Nita Felia Pambudi, mengapresiasi karya para finalis dan menegaskan komitmen GreatNusa dalam mencetak digital leader yang berani dan berdampak lewat akses pembelajaran AI yang inklusif.
Ke depan, para pemenang akan mengikuti proses inkubasi, didampingi mentor dari kampus dan mitra teknologi. Solusi terpilih berpeluang mendapat pendanaan, dipamerkan di ajang hackathon nasional, hingga dikembangkan lebih lanjut agar dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
(sab)