Notification

×

PIS dan doctorSHARE Hadirkan Rumah Sakit Kapal Layani Ribuan Warga 3T di Papua

4 Juli 2025 | Juli 04, 2025 WIB Last Updated 2025-07-05T12:10:14Z

 

Rumah Sakit Kapal Nusa Waluya II melayani warga Waigeo Utara, Papua Barat Daya. Kapal ini dilengkapi fasilitas medis lengkap untuk meningkatkan akses layanan kesehatan masyarakat di wilayah 3T (Foto: Istimewa)

WAIGEO, indinews.id - PT Pertamina International Shipping (PIS) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) Indonesia.


Melalui kolaborasi dengan Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE), PIS menghadirkan layanan kesehatan terapung Rumah Sakit Kapal Nusa Waluya II yang kini beroperasi di Waigeo Utara, Papua Barat Daya.


Rumah sakit kapal tersebut mulai melayani masyarakat sejak 10 Juni 2025 dan akan beroperasi selama 60 hari hingga Agustus mendatang. Selama periode tersebut, layanan kesehatan diberikan secara gratis bagi sekitar 10 ribu warga dari tujuh distrik di wilayah itu.


Corporate Secretary PIS, Muhammad Baron, mengatakan bahwa kolaborasi ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab sosial, khususnya melalui program BerSEAnergi untuk Laut.


"Kami melihat adanya kesamaan misi antara PIS dan doctorSHARE, yakni menghadirkan manfaat bagi masyarakat lewat laut melalui pemanfaatan fasilitas kapal. Karena itu, kerja sama ini sangat relevan,” ujar Corporate Secretary PIS Muhammad Baron, Sabtu (5/7/2025).


Rumah Sakit Kapal Nusa Waluya II dilengkapi dengan berbagai fasilitas medis, seperti ruang operasi mayor, Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang bersalin, laboratorium, ruang rawat inap, serta layanan klinik spesialis dan umum. 


Selama lebih dari 20 hari melayani di Waigeo, kapal ini telah menangani lebih dari 1.300 pasien, termasuk dua kasus operasi sesar darurat yang berhasil menyelamatkan ibu dan bayi.


Ketua Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE), Tutuk Utomo, mengapresiasi kelanjutan kerja sama ini. Menurutnya, kehadiran Rumah Sakit Kapal memberikan dampak besar bagi masyarakat di wilayah terpencil, khususnya di Indonesia Timur, yang selama ini sulit mendapatkan akses layanan kesehatan memadai.


"Dukungan dari PIS, memungkinkan kami melayani masyarakat secara optimal di wilayah pelosok Indonesia Timur. Kerjasama ini bukan hanya sekadar penyediaan fasilitas, tapi sebuah sinergi positif untuk memberikan kehidupan dan kesehatan yang lebih baik dan tepat sasaran bagi masyarakat yang membutuhkan," lanjut Tutuk. 


Tutuk menjelaskan bahwa kapal Nusa Waluya II memiliki luas sekitar 900 meter persegi dan dilengkapi 21 tempat tidur rawat inap, dua ruang bedah mayor, ruang bersalin, IGD, sembilan klinik spesialis dan umum, serta fasilitas laboratorium, radiologi, dan bank darah.


Sebanyak 35 tenaga medis, termasuk dokter spesialis, perawat, bidan, dan apoteker, bertugas penuh di kapal ini.


"Selama operasional di Waigeo, tim medis menangani berbagai kasus, termasuk operasi sesar dengan kondisi janin terlilit tali pusat yang berisiko tinggi jika tidak segera ditangani. Keberhasilan penanganan kasus tersebut menjadi bukti pentingnya akses layanan kesehatan yang memadai di daerah terpencil," tambahnya.


Program Rumah Sakit Kapal ini sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang dijalankan PIS, khususnya dalam aspek sosial. 


Program ini juga mendukung beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya SDG 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan), SDG 10 (Mengurangi Ketimpangan), SDG 14 (Ekosistem Laut), dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).


Melalui kolaborasi ini, PIS membuktikan bahwa kapal tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi logistik energi, tetapi juga dapat menjadi sarana pelayanan publik yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah 3T.


(sab)

CLOSE ADS
CLOSE ADS
close