 |
| Indonesia Maritime Week (IMW) 2025 (Foto: Istimewa) |
JAKARTA, indinews.id - Indonesia Maritime Week (IMW) 2025 resmi mencatatkan sejarah sebagai gelaran industri maritim internasional pertama di Tanah Air. Mengusung tema “Asia’s Maritime Leadership: Connectivity, Sustainability, and Digitalization”.
Acara yang digelar pada 26–28 Mei 2025 ini menarik partisipasi dari 36 negara dan belasan ribu pengunjung, serta menghadirkan 54 pembicara dari dalam dan luar negeri.
Kesuksesan IMW 2025 tak luput dari apresiasi sejumlah tokoh penting, salah satunya dari Sekretaris Jenderal International Maritime Organization (IMO), Arsenio Dominguez.
Dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya penyatuan isu konektivitas, keberlanjutan, dan dekarbonisasi dalam setiap agenda maritim global.
“Pekan Maritim Indonesia pertama ini menghubungkan semua isu utama yang relevan bagi IMO. Kami tidak bisa bekerja secara terpisah, maka dari itu forum ini sangat penting,” ujar Arsenio, Rabu (4/6/2025).
IMW 2025 digelar sebagai ruang strategis untuk memperkuat kolaborasi lintas pemangku kepentingan di sektor maritim, baik nasional maupun internasional.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan RI, Budi Mantoro, menyebut IMW sebagai “wadah kolaborasi, inovasi, dan komitmen” bagi pertumbuhan industri maritim Indonesia.
Tak hanya menjadi forum dialog, IMW 2025 juga mendorong solusi konkret melalui 10 panel diskusi utama dan 15 sesi breakout. Topik-topik yang diangkat mencakup masa depan maritim Asia, dekarbonisasi, transformasi digital, hingga pemberdayaan pekerja perempuan di sektor maritim.
Salah satu panel yang menjadi sorotan adalah diskusi mengenai pengembangan pelabuhan di Indonesia Timur, terutama Makassar, yang berpotensi menjadi hub ekspor regional.
Diskusi ini menyoroti pentingnya penguatan infrastruktur pelabuhan untuk mendukung pemerataan ekonomi, logistik, dan kedaulatan maritim nasional.
Ketua DPP Indonesian Shipowners’ Association (INSA), Carmelita Hartoto, menyampaikan kebanggaannya atas antusiasme publik, khususnya generasi muda pelaut.
“Kami bangga IMW 2025 mampu menjadi katalis industri maritim kita. Antusiasme dari kadet pelaut muda memberi harapan besar bagi masa depan sektor ini,” ujarnya.
IMW 2025 juga menjadi ajang penting bagi pengembangan SDM maritim Indonesia. Kadet dari berbagai institusi pelayaran mendapat kesempatan menjalin koneksi profesional serta menjajaki peluang karir maritim.
Tak hanya itu, empat nota kesepahaman (MoU) berhasil ditandatangani, memperkuat sinergi antara perusahaan, regulator, dan NGO.
Dengan berakhirnya IMW 2025, para pemangku kepentingan berharap forum ini bisa terus menjadi panggung penting bagi transformasi maritim Indonesia ke arah yang lebih berdaya saing dan berkelanjutan.
“Saya berharap Indonesia Maritime Week menjadi tonggak penting dalam pengembangan sektor maritim kita, bukan hanya ajang seremonial,” tutup Carmelita.
(sab)
