![]() |
Kepala BI Sulut Andry Prasmuko bersama Wakil Wali Kota Kotamobagu Rendy Mangkat dan jajaran pimpinan SKPD dalam HLM TPID di Kotamobagu (Foto: Istimewa) |
KOTAMOBAGU, indinews.id - Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri 1446 H, kebutuhan terhadap komoditas pangan diprediksi meningkat signifikan. Untuk itu, Kantor Perwakilan (KPW) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengingatkan pentingnya sinergi seluruh pihak dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan pokok di wilayah Kotamobagu.
Hal ini mengemuka dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kotamobagu bersama KPw BI Sulut yang digelar di Ruang Pertemuan Wakil Wali Kota Kotamobagu, Senin (17/3/2025).
Kepala KPw BI Sulut, Andry Prasmuko, menyampaikan bahwa koordinasi lintas sektor sangat penting dalam mengantisipasi lonjakan harga jelang Idulfitri.
“Ketersediaan komoditas pangan pokok harus dipastikan mencukupi. Pemerintah Kota Kotamobagu, Bulog, BPS, dan BI perlu bersinergi agar masyarakat tidak mengalami kepanikan dalam berbelanja,” tegas Prasmuko.
Ia juga menyoroti pentingnya Gerakan Pangan Murah (GPM) yang telah digelar sebelumnya sebagai langkah menenangkan masyarakat atas ketersediaan stok pangan. GPM juga dinilai efektif dalam menekan praktik panic buying menjelang hari raya.
Hadir dalam HLM tersebut Wakil Wali Kota Kotamobagu Rendy Mangkat, Asisten II Adnan Masinae, Kepala Perum Bulog Sub Divre Bolmong Ismail Azis, Kepala BPS Kotamobagu Jasni Makalunsenge, serta sejumlah pimpinan SKPD di lingkungan Pemkot Kotamobagu.
Kepala BPS Kotamobagu, Jasni Makalunsenge, memaparkan bahwa inflasi di Kotamobagu relatif terkendali dalam periode 2020–2024. Puncak inflasi tercatat pada Ramadan 2024 lalu sebesar 1,72 persen, di bawah ambang batas 2,5 Persen. Namun, tiga komoditas yakni cabai, tomat, dan gula pasir tercatat kerap mengalami fluktuasi harga tinggi (volatile foods).
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kotamobagu, Fenty Dilasandi Miftah, mengungkapkan adanya alih fungsi lahan pertanian pangan ke komoditas nonpangan seperti nilam. Seluas 120,55 hektare lahan produktif tercatat telah beralih fungsi, yang turut memengaruhi penurunan produksi komoditas pangan di daerah tersebut.
Masalah harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah juga menjadi perhatian. Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kotamobagu, Johan Sofian Boulu, menyebut bahwa harga Minyak Kita sulit ditemukan sesuai HET Rp14.700/liter, dan dijual di pasar umum dengan harga Rp17.000–Rp20.000/liter.
Hal ini dipicu oleh kesulitan pengecer menggunakan aplikasi SIMIRAH serta distribusi dari luar daerah yang menambah beban biaya.
Meski demikian, Kepala Perum Bulog Sub Divre Bolmong, Ismail Azis, memastikan ketersediaan beras SPHP di wilayah Kotamobagu tetap aman dan dapat diakses melalui Rumah Pangan Kita (RPK) maupun instansi pemerintah yang ditunjuk.
Wakil Wali Kota Kotamobagu, Rendy Mangkat, menyampaikan apresiasi terhadap BI Sulut dan berharap sinergi lintas lembaga dalam pengendalian inflasi tetap terjalin tidak hanya menjelang HBKN, tetapi juga dalam jangka panjang untuk stabilitas harga dan ketahanan pangan daerah.
“Kami harap kerja sama ini akan terus terjalin dengan baik. Kolaborasi semua pihak menjadi kunci menghadapi dinamika harga menjelang hari raya,” pungkas Mangkat.
(sab)